bagiinformasi.com : Kepala Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto yang dikonfirmasi BeritaBenar di Palu mengatakan bahwa Agus sudah dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri sejak tahun 2012. Tapi polisi tak bisa memastikan kapan dia mulai bergabung dengan MIT.
"Persisnya kapan dia gabung dengan MIT kami masih selidiki. Keterlibatan Agus dalam kelompok Santoso adalah sebagai kurir aktif. Selain untuk mengantarkan logistik, dia juga pengantar orang yang mau bertemu Santoso,” kata Hari.
Hari menambahkan bahwa begitu juga dengan korban tewas lain teridentifikasi bernama Sukardin alias Din. Korban yang juga sudah masuk DPO berperan sama dengan Agus sebagai kurir. Mereka berdua diketahui berdomisili di Desa Uedele, Tojo Unauna dan di Desa Malino, Morowali Utara.
"Domisili mereka itu terdata sama kami. Karena mereka terus berpindah-pindah sehingga sulit ditangkap. Hingga razia di Sanginora, mereka kedapatan hendak mengantar logistik kepada Santoso. Mereka ketahuan dan lebih dulu menembak Brimob yang razia sehingga dilumpuhkan dengan tembakan," ungkap Hari.
Menurut Hari, dari data Polda keduanya tidak terlibat langsung dalam aksi teror yang dilancarkan kelompok MIT. Begitupun, mereka secara tak langsung terlibat dalam pemasokan logistik, orang yang ingin bergabung, dan logistik perang MIT.
"Dari barang bukti yang diamankan pasca baku tembak, terlihat mereka hendak mengantarkan logistik dan beberapa peralatan perang pada Santoso. Selain bom rakitan jenis granat, juga ditemukan senjata api dan amunisi," jelas Hari.