Berbagi Informasi : Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, operasi pengejaran kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah sudah memperoleh perkembangan yang signifikan. Ia menjamin, warga Poso tidak lagi mendapat intimidasi dari kelompok radikal pimpinan Santoso itu.
"Sekarang TNI-Polri sudah berhasil menggiring kelompok Santoso kepada satu titik di mana mereka relatif terkepung. Kita akan lihat dalam beberapa minggu ke depan akan ada perkembangan signifikan," ucap Luhut di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat 11 Maret 2016.
Sementara itu, Kepala BNPT Tito Karnavian meyakini penangkapan kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, hanya tinggal menunggu waktu.
Menurut dia, aparat kepolisian dan TNI yang tengah menggelar operasi Tinombala sudah menguasai medan dan cukup mampu mengejar Santoso cs.
"Hanya masalah waktu saja. Untuk operasi saya yakin teman di sana (Polri dan TNI) sudah cukup mampu dan mereka sudah mempunyai peta yang cukup," kata Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin 21 Maret 2016.
Terlebih, sudah ada Kapolda Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi dan Panglima Daerah Militer Mayor Jenderal Agus Surya Bakti yang berpengalaman di BNPT.
Dari laporan yang ia dapat dari lapangan, lanjut Tito, kelompok Santoso hanya berjumlah 20-an orang saja. Namun yang menjadi masalah adalah lokasi di mana Santoso kini berada.
"Saya pikir kelompok ini kelompok kecil, hanya kurang lebih 20-23 orang saja, masalahnya adalah hutan dan gunung-gunung," ujar Tito.
Adapun Kepala Satgas Operasi Tinombala Komisaris Besat Leo Bona Lubis menyebut posisi Santoso Cs, kata Leo, saat ini berada di pegunungan Napu, di pegunungan di barat daya Poso.
Guna memenuhi kebutuhan makan-minum, Santoso Cs bergantung pada ladang masyarakat. Termasuk memakan hewan endemik Sulawesi, Anoa. Hal ini disebabkan strategi aparat yang menangkapi satu per satu kurir logistik Santoso. Sehingga persediaan untuk bertahan hidup kelompok ini kian tipis.
"Santoso saat ini sudah keluar dari wilayah bertahannya, tinggal tunggu waktu saja," kata Leo.
Selain karena kondisi tertekan dan kelaparan, banyak anggota Santoso yang memilih memisahkan diri karena merasa ajarannya sudah tidak sesuai. Bahkan di kalangan kelompok mereka sudah mulai pecah karena berbeda paham terkait ajaran Santoso.
"Jadi mereka ini sudah tidak kuat lagi, namanya manusia punya keterbatasan. Mungkin dia sudah tak kuat dengan ajaran-ajaran Santoso. Sudah tidak lagi sesuai dengan apa yang mereka perjuangkan. Karena itu dia memisahkan diri," jelas Leo.