berbagiinformasi.com : AS dan pasukan militer Flipina bergabung pekan ini untuk latihan militer bersama sebagai unjuk kekuatan guna melawan klaim teritorial kontroversial China di Laut China Selatan.
Lebih dari 5.000 militer AS, Filipina dan pasukan Australia akan ambil bagian dalam latihan Balikatan (bahu-ke-bahu) tahunan, yang dimulai hari Senin lalu (4/4) hingga 16 April mendatang, pelatihan meliputi latihan perang amfibi dan operasi bantuan bencana.
Latihan berlangsung di Filipina, termasuk pulau Palawan di dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan, di mana China telah membangun sejumlah pulau buatan. China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei tengah memperbutkan klaim teritorial di perairan Laut China Selatan.
Meskipun Jepang tidak akan mengambil bagian langsung dalam latihan, dua kapal perang Jepang dan sebuah kapal selam mulai terlihat Filipina pada hari Minggu (3/4). Ini adalah pertama kalinya sebuah kapal selam Jepang mengunjungi Filipina selama lebih dari 15 tahun.
Persidangan PBB di Den Haag diharapkan bisa jadi penengah konflik Filipina-China. Namun pihak pemerintah Cina justru mengatakan pengadilan tidak memiliki wewenang dan telah memboikot kasus ini.
Selain menegaskan kedaulatan atas hampir semua pulau-pulau dan perairan Laut China Selatan, China telah mengklaim gugusan pulau tak berpenghuni di Laut China Timur yang telah dikelola oleh Jepang sejak tahun 1800-an.
Laut Cina Selatan termasuk jalur laut yang paling penting di dunia. Pemerintahan Obama khawatir China bisa menggunakan pulau-pulau baru untuk membatasi navigasi udara dan laut termasuk pelabuhan dan infrastruktur modern lainnya.
Militer AS telah mengirim kapal perang untuk melakukan latihan di dekat pulau-pulau baru China sejak musim gugur lalu.
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter dijadwalkan mengunjungi Filipina pekan depan untuk meninjau latihan gabungan tersebut. Ini akan menjadi kunjungan pertama yang di lakukan Menteri Pertahanan AS.
Pada bulan Januari lalu, Perjanjian Kerjasama Pertahanan AS-Filipina telah ditingkatkan, tentara AS di beri akses rutin ke lima pangkalan militer di Filipina.
Seorang juru bicara Departemen Pertahanan Nasional China, pekan lalu menuduh Amerika Serikat membawa "Perang Dingin mentalitas" ke wilayah tersebut.
“AS telah kembali dan memperkuat kehadiran militernya di Filipina dan mempromosikan militerisasi di Laut China Selatan," kata Yang Yujun.
Tetsuo Kotani, rekan senior di Jepang Institute for International Affairs, di Tokyo, mengatakan ia mengharapkan Jepang bisa meningkatkan kehadiran militernya di wilayah Filipina.
"Balikatan merupakan panggilan Angkatan Pertahanan Maritim Jepang, kebebasan Angkatan Laut AS dalam operasi navigasi dan semua yang diperlukan," katanya.
"Tidak akan ada jangka pendek dan jangka panjang terkait resolusi untuk sengketa maritim, sepertinya China menantang aturan berbasis sistem regional." tutup Tetsuo Kotani.