Berbagi Informasi : Sementara itu, mengantisipasi situasi yang memanas, TNI Angkatan Laut menyiagakan kapalnya di wilayah Kepulauan Natuna.
"Kita kan ada kapal di sana, sudah stand by," ucap Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa lalu.
Sampai saat ini TNI AL belum mempertimbangkan penambahan pasukan untuk diterjunkan, namun jika situasi memaksa, maka Panglima TNI akan memerintahkan penambahan pasukan.
"Kekuatan itu nanti kan Panglima yang menentukan. Tergantung kondisinya," ucap Ade.
Yang jelas, sampai saat ini permasalahan dengan Tiongkok hanya sebatas pada permasalahan perikanan. Bukan masalah kedaulatan wilayah NKRI. "Tapi ini kan baru semacam konflik perikanan ya. Jadi diselesaikan dulu dalam konteks perikanan," ucap dia.
Tak hanya TNI AL, seluruh pesawat tempur yang ada di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru juga bersiaga menyikapi gesekan di Laut China Selatan.
Komandan Lanud RSN Pekanbaru Marsma Hendri Alfiandi menyatakan, pihaknya 100 persen siap mengawal kedaulatan NKRI apabila Tiongkok benar-benar mengerahkan pesawat tempur.
"Kita pasti mendapatkan perintah ke sana untuk mengamankan dan siaga 100 persen," tegas Hendri di Pekanbaru.
Hendri menyatakan, semua pesawat di Lanud Roemin, baik Hawk ataupun F-16 mampu mencapai kawasan perbatasan laut di Natuna. "Tetapi, penugasan tergantung Pangop (Panglima Operasi) TNI AU," ucap dia.
Hendri menyebutkan, Lanud Roesmin mempunyai tiga skuadron udara. Satu di antaranya skuadron teknik dengan kekuatan Pesawat Hawk dan F-16.
Sikap tegas pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri serta langkah antisipasi TNI layak diapresiasi. Hidup berdampingan secara harmonis dengan negara lain tentu menjadi keinginan semua bangsa. Tapi, kehormatan di atas segala-galanya.