Berbagi Infromasi : Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram dengan Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede. Mantan Sekretaris Dewan DPRD DKI itu dinilai tidak menunjukkan kinerja yang baik dalam membenahi wilayah Kotamadya Jakarta Pusat.
Permasalahan pedagang kaki lima (PKL) dan pencegahan kemunculan genangan, yang menjadi fokus utama pembenahan Pemprov DKI di wilayah Jakarta Pusat dinilai lamban diatasi dan ditangani Mangara sejak menjabat 2 Januari 2015.
"Lewat aplikasi Qlue itu saya bisa lihat kinerja wali kota. Kayak di Jakarta Pusat, banyak titik yang merah-merah (laporan warga tidak ditangani), saya langsung whatsApp ke wali kota, 'kamu bosan jadi wali kota?" ujar Ahok, sapaan akrab Basuki.
Ahok mengatakan itu saat meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pulo Gundul yang berada di wilayah Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2016. Mangara Pardede dan masyarakat tertawa saat mendengar cerita Ahok.
Ahok mengatakan, kinerja Mangara sempat dipersoalkan sebanyak tiga kali sepanjang menjabat wali kota.
Untungnya, Mangara sadar dengan cara yang digunakan oleh Ahok untuk menjalankan roda pemerintahan. Pejabat yang dinilai berkinerja buruk akan segera didemosi atau dicopot jabatannya karena dianggap menghambat kinerja pemerintah.
Dari pertengahan 2015, kinerja Mangara membaik. Permasalahan PKL di Kotamadya Jakarta Pusat lambat laun ditangani. Pada musim penghujan tahun ini, genangan di Jakarta Pusat juga betul-betul diminimalisir.
"(Wali Kota) Jakarta Pusat akhirnya kerja keras. Kita juga terima kasih sama petugas PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) yang turun ketika hujan. Saya suruh mereka pastikan tidak ada sumbatan di saluran-saluran," ujar Ahok.