Ditemukan!!! Jasad Gadis "Penyihir" di Italia


Berbagi Informasi : Eksaminasi awal pada jasad gadis 15 tahun menunjukkan ia mungkin menderita malnutrisi dan anemia. Tingginya hanya 145 cm. 

"Yang bisa kita katakan adalah bahwa kerangka tersebut, yang mungkin adalah gadis muda, terbakar seluruhnya, tak hanya pada tulang pinggul dan dada seperti yang sebelumnya diperkirakan," kata arkeolog Stephen Roascio kepada media Italia Savona, seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (24/11/2015).

"Kami menduga, ia dibakar di tempat lain. Kemudian jasadnya dibawa ke sini dan dilempar ke dalam lubang," tambah dia. Tak diketahui apakah gadis malang itu dalam kondisi bernyawa atau meninggal dunia ketika dibakar. 

Roascio menambahkan, orang-orang kemudian menutup liang itu dengan lempeng batu yang panjangnya setidaknya 1 meter. "Menurut kepercayaan pada masa itu, hal tersebut dilakukan untuk mencegahnya hidup kembali," kata dia. 

Pemeriksaan awal mengungkap kondisi porotic hyperostosis atau cacat yang disebabkan anemia yang dipicu kekurangan zat besi pada tengkorak dan tulang mata. 

Juga ditemukan enamel hypoplasia, gangguan pada enamel yang merujuk pada stres di usia dini, seperti malnutrisi atau kurang gizi. 

Diduga, kulit gadis itu pucat, bicaranya lemah, dan memar kebiruan di sekujur tubuhnya membuat warga sekelilingnya mengira ia kesurupan. 

Penampilannya yang tak biasa juga bisa mengarahkan pada dugaan penyihir pada masa itu. 

Kondisi gadis yang lebih muda, yang berusia 13 tahun juga serupa. Jasadnya meninggalkan petunjung tentang kudis -- yang disebabkan kekurangan vitamin C -- memenuhi sekujur tubuhnya. Gejala yang tak biasa dan seringkali diartikan mistis.

Pengadilan untuk para penyihir tercatat dilakukan di kawasan tersebut pada tahun 1300-an. 

Ekskavasi biara tersebut dipimpin Philippe Pergola, profesor topografi di Orbis Christianus Antiquus di Pontifical Institute of Archaeology, Vatican.

Penggalian yang didanai sektor privat, Fondazione Nino Lamboglia of Rome and Fondazione bancaria De Mari of Savona, akan dilanjutkan pada 2016. 

"Pada akhir ekskavasi kami akan fokus pada analisis sepesifik. Jika penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa kedua gadis berasal dari periode yang sama, kami akan mencoba untuk membandingkan DNA mereka," kata antropolog, Elena Dellù. 

Postingan terkait:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...