babgiinformasi.com : Keluarga Juru Sita Penagihan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sibolga Parado Toga Fransriano Siahaan, yang dibunuh seorang pengusaha jual beli karet di Gunungsitoli, Sumatera Utara, mengaku sempat berkomunikasi. Adik Parado, Pretty Siahaan, 26, mengaku sempat berkomunikasi dengan kakaknya itu tiga hari lalu.
Dalam komunikasi itu, Parado sempat mengaku khawatir dengan tugas yang ia emban. Parado pernah bertugas di KPP Pratama Aceh. Namun, sejak empat tahun lalu dia ditugaskan di KPP Pratama Sibolga.
"Saat tugas di Aceh dan Nias, dia pernah bilang waswas. Namun, kan itu risiko pekerjaan. Ia juga tak pernah bilang takut dan tak pernah cerita kesulitan saat tugas di sana," kata Pretty Siahaan saat ditemui Metrotvnews.com, di rumah duka di Jalan Air Bersih Ujung, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/4/2016).
Meski demikian, Parado bukan petugas pajak biasa. Parado pernah meraih penghargaan atas tugasnya sebagai Juru Sita Penagihan Pajak.
"Abang sempat dapat penghargaan juru sita. Kami keluarga tentu bangga," kata dia.
Pretty berharap kasus serupa tak terjadi lagi bagi petugas pajak. Ia menyarankan petugas pajak diberi perlindungan saat menagih atau menyita pajak.
"Semoga ke depan, petugas juru sita pajak mendapatkan pengamanan dari pihak kepolisian saat menjalankan tugas," kata dia.
Juru Sita Penagihan Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sibolga Parado Toga Fransriano Siahaan dan Tenaga Honorer di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Gunungsitoli Sozanolo Lase dibunuh seorang pengusaha jual beli karet, AL, 45. Dua petugas pajak itu ditikam di bagian dada di gudang karet milik pelaku, di Jalan Yos Sudarso, Desa Hilihao kilometer 5, Kota Gunungsitoli, Selasa 14 April 2016.
Diduga pembunuhan lantaran pelaku kesal saat ditagih membayar pajak sebesar Rp14 miliar. Usai menikam dua petugas pajak, AL menyerahkan diri ke Markas Polres Nias.