berbagiinformasi.com : Sejumlah awak media yang hendak mendekati rumah duka ditahan oleh pihak keluarga. "Enggak usahlah. Mohon mengertilah, kami sedang berduka," ujar beberapa pemuda, yang berjaga di sekitar rumah duka.
Relasi Sonya dan Arman Depari
Sonya jadi sorotan publik setelah video aksinya tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut, siswi SMA Methodist I Medan itu mendamprat Ipda Perida Panjaitan, seorang perwira dari Unit Patwal Satuan Lalulintas Polresta Meda.
Sonya dan teman-temannya saat itu sedang konvoi menyusuri jalan raya selepas melaksanakan ujian nasional. Kendaraan yang ditumpangi Sonya dan enam orang kawannya dihentikan, karena bagian belakangnya dibiarkan terbuka. Saat itulah peristiwa adu mulut terjadi, termasuk saat Sonya mengaku sebagai anak Irjen Arman Depari.
Belakangan, Arman mengakui bahwa Sonya adalah keponakannya. "Memang betul, (Sonya) anak saudara saya," kata Arman, dikutip Tribun Medan, Kamis (7/4).
Arman sempat mengatakan bahwa dirinya tak memiliki anak perempuan.
Namun setelah melihat video aksi Sonya, barulah dirinya bisa memastikan Sonya merupakan keponakannya. "Setelah saya mendapat video kiriman lagi, baru saya tanya kepada keluarga bahwa memang betul, setelah itu kemudian ditegaskan bahwa itu memang keluarga besar saya," ungkap Arman.
Sebelumnya, merujuk pada sejumlah posting di Instagram, Tribun Medan menduga Sonya sebagai keponakan Arman. Simpulan didasarkan pada salah satu posting di akun Instagram Sonya, yang menyematkan judul "Paudaa" atau "Pak Uda." Istilah itu merujuk pada paman atau adik dari ayah.
Ihwal relasi keluarga ini, penjelasan dari akun Facebook Eris Estrada Sembiring agaknya menarik disimak. Ia menyinggung soal "Senina", yang disebutnya sebagai salah satu keunikan kekerabatan Suku Karo --asal marga Sembiring dan sub marganya Depari. Menurut dia hal itulah yang melatari Sonya menyebut Arman sebagai bapaknya.
"Senina karena satu darah, satu marga ataupun sub yang sama. Jadi bukan aneh bila saya memiliki beberapa Bapak dan Mamak. Meskipun ada embel-embel Pak Tua, Pak Tengah atau Pak Uda di belakangnya, tidak mengubah hakekatnya bagi kami," tulis Eris. Lebih-lebih, seperti dituliskan Eris, dalam kasus ini ayah Sonya "abang-beradik" dengan Arman Depari.
"Terlepas dari keangkuhannya membawa-bawa nama jenderal itu, secara hukum (adat) dia sah menyebut nama bapaknya. Meskipun secara hukum dia juga salah karena menggunakan nama bapaknya untuk mengancam polisi," demikian keterangan lanjutan dari Eris.