Berbagi Informasi : Karena membela etika, budaya dan kehormatan Islam, Turki memutuskan untuk keluar dan menarik atletnya dari kompetisi internasional, yaitu Turnamen Wushu Eropa untuk tahun ini. Itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap penyelenggara turnamen yang melarang atlet Wushu perempuan mengenakan jilbab.
Wushu merupakan seni bela diri yang berasal dari Cina.
“Pada 2014, kami tidak membawa serta atlet wanita dari Turki ke kejuaraan, tapi tahun ini kami telah memutuskan untuk tidak menghadiri acara itu,” kata Abdurrahman Akyuz, dari International Wushu Federation Turki, seperti dikutip Onislam.net dari The Anadolu Agency,
Jumat (1/5).
Akyuz menekankan bahwa keputusan itu dibuat untuk memprotes aturan baru Federasi Wushu Eropa yang melarang atlet perempuan mengenakan jilbab dalam kompetisi.
“Turki tidak lagi mengakui Federasi Wushu Eropa dan sudah menyatakan hal ini kepada International Wushu Federation,” tambahnya.
Selain itu, ia mengatakan, Italia dan Prancis juga telah memutuskan untuk keluar dari Federasi Wushu Eropa dengan alasan “mal-administrasi”.
Bagi atlet Muslim Turki, Kompetisi wushu menyimpan memori buruk.
Pada 2013, putri Akyuz yang juga atlet nasional Turki, Zeynep Akyuz, tidak mendapatkan nilai apapun ketika dia tampil dalam kompetisi karena mengenakan jilbab. Federasi mengatakan kostum Zeynep tidak sesuai dengan aturan federasi.
Sebagai tanggapan, Zeynep Akyuz mengatakan bahwa keputusan Federasi Wushu Eropa untuk melarang atlet wanita memakai jilbab adalah tidak sopan untuk dunia Islam.
Seorang pejabat senior dari Federasi Wushu Turki mengatakan pada Rabu (29/4), “Turki tidak akan berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh Federasi Wushu Eropa karena adanya larangan wanita mengenakan jilbab.”
Islam memandang mengenakan jilbab sebagai kewajiban dalam berpakaian, bukan simbol yang menunjukkan afiliasi seseorang.